Minggu, 02 Oktober 2011



Strok (bahasa Inggrisstroke) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. 

Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.

Jenis Strok
Strok dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik maupun strok hemorragik. Pada strok iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis ini. 
 Stroke hemorragikPada strok hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus strok hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi. 

Stroke iskemikPada strok iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta).
 Transient Ischemic Attack (TIA)Transient ischemic attack (TIA) didefinisikan sebagai episode singkat disfungsi neurologis yang disebabkan gangguan setempat pada otak atau iskemi retina yang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa adanya infark, serta meningkatkan resiko terjadinya stroke di masa depan.  

Minggu, 04 September 2011

Minggu, 28 Agustus 2011

Alzheimer


Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan  sejenis  sindrom  dengan  apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,   sehingga otak tampak mengerut dan mengecil.
Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang 
sinonim dengan orang tua.Resiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali di tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor resiko vaskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi kecepatan perkembangan demensia.

Sabtu, 05 Maret 2011

Alergi Bee Venom

Bee Venom memiliki efek yang berbeda pada tubuh manusia. Ini didasarkan pada total efek dari racun lebah. Orang yang peka (sensitif) terhadap sengatan lebah dapat mentolerir 4-5 sengatan pada suatu waktu. Ini diikuti dengan gejala lokal minimal yang disertai  dengan pembengkakan, kemerahan dan gatal pada kulit.   

Pasien jika diberikan hingga 50-100 sengatan pada tahap awal terapi, bisa  menyebabkan   kram, sesak napas sementara,  kulit berubah biru atau denyut nadi  cepat  dan gejala  kelumpuhan  sementara.  

Jika diberikan >200  sengatan lebah  sekaligus pada tahap awal dapat menyebabkan  kelumpuhan sistem pernapasan.  Namun demikian beberapa orang dapat  mentoleransi  lebih dari 1.000 sengatan, jika dilakukan secara bertahap. 

Bee Venom, dalam kasus-kasus tertentu,  dapat memiliki efek racun yang sangat  kuat pada manusia (hipersensitif).  Sekitar 0,5% sampai 2% dari populasi alergi (hipersensitif) terhadap Bee Venom.
Dalam prakteknya sangat  tidak mungkin bahwa orang yang hipersensitif akan mendapatkan sengatan lebah. Sayangnya, selama menyengat pertama mereka biasanya tidak menyadari hipersensitivitas mereka. Jika ini terjadi pasien dapat memiliki reaksi alergi yang dapat mengakibatkan shock anafilaksis. Ini berarti bahwa tubuh kehilangan kemampuannya untuk melindungi diri dari bahan asing yang masuk dalam tubuhnya. Tekanan darah tubuh menurun, ruam muncul pada kulit,wajah pucat, denyut nadi menjadi cepat, menggigil, dan kulit dingin . Dalam kasus yang lebih serius ada sesak  napas,   dan   pingsan . 

Bagian sengat lebah  terletak pada bagian belakang  perut  lebah  dan terdiri  dari dua bagaian yaitu kelenjar asam  (kantung racun) dan jarum sengat  itu sendiri. Ukuran sengat  lebah adalah 2  mm - 0,1 mm. Memiliki ujung bergerigi , yang dapat menempel  di kulit.  Setelah menyengat lebah akan melepaskan sengatannya dari bagian perut lebah. Selama proses ini, akan mengeluarkan venom (bisa) yaitu dengan cara menyuntikkan ke target. Lebah akan mati segera setelah   melepaskan alat penyengat  tersebut.  Setelah sengatan lebah nempel dikulit akan  terus  masuk ke  kulit didorong  oleh otot-otot kontraktor dari balik kulit. Saat yang bersamaam  venom  lebah keluar dari dari kantung racun ke target sasaran . 

Durasi proses penyengatan ini sekitar 5-20 menit. Jumlah racun lebah yang di suntikan berkisar  0,3-0,8 mg. Jumlah racun lebah yang terdapat dalam sengatnya  bergantung pada musim dan usia lebah.  Sengat lebah yang menempel pada kulit bisa dicabut setelah  1,3,5,10 atau 15. menit , ini tergantung pasien. Pasien anak-anak akan lebih cepat dicabut agar venom tidak terlalu banyak yang masuk.

Proses penyengatan ini  biasanya dimulai dengan rasa sakit  selama 30-40 detik pertama.  Reaksi tipikal terjadi setelah 5-15 menit dalam bentuk area  pucat  sampai  2 cm dengan diameter  ditandai dengan kemerahan dan  bengkak sedikit tipikal  pada jaringan subkutan (bawah kulit).   Proses ini kadang-kadang dapat disertai  dengan  sedikit  kelemahan  pusing  dan rasa kantuk. Reaksi ini adalah normal dan biasanya  menurun  pada penyengatan berikutnya. Reaksi tipikal berlangsung sekitar 2-3 hari.

Jika   ada   seperti benjolan memiliki tepi yang tidak teratur dengan diameter melebihi 2 cm  bengkak dan memerah, gatal di sekujur tubuh atau di bagian wajah , sakit kepala, dan demam. Ini adalah tanda tubuh memiliki toleransi yang rendah terhadap bisa lebah. Atau tubuh  menolak adanya venom hingga menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Ini disebut dengan alergi bee venom.

Jika tubuh  setelah disengat mengalami hal itu (alergi) maka proses terapi berikutnya tidak bisa dilanjutkan, atau dilajutkan lagi jika alerginya sudah tidak ada. Ini memerlukan waktu lama untuk pemulihan. Kejadian ini hanya 1% dari suatu komunitas manusia, artinya jika ada 100 orang dilakukan penyengatan lebah, maka kemungkinan hanya 1 orang saja yang mengalami alergi.

Demam, menggigil dan tidak nyaman pada malam hari setelah dilakukan penyengatan, bukan suatu alergi, namun hanya tubuh tidak mampu melawan venom yang masuk. Hal ini bisa diumpamakan seorang anak yang dalam kondisi tidak fit, dilakukan imunisasi, maka biasanya terjadi kondisi yang menurunkan daya tahan tubuh, hingga anak tersebut akan demam / mriang pada malam hari.

Efek Farmakologi Bee Venom



Bee Venom menghasilkan efek  pada berbagai sistem tubuh manusia jika masuk dalam tubuh:

1. Pada system syaraf
    Bee Venom  memiliki pengaruh berikut atas sistem saraf:
·         merangsang menghasilkan  efek obat dalam dosis rendah  penenang dalam dosis tinggi
·         menimbulkan efek analgesic
·         meningkatkan aktivitas anliconvulsant
·         meningkatkan memori, psikologis dan menimbulkan rasa kantuk
·         membantu mengurangi kecanduan alkohol dan nikotin
·         meningkatkan aliran darah otak
·         mengurangi edema otak.

 2. Pada Sistem kardiovaskular dan sistem hematosis.
    Bee Venom  bertindak sebagai berikut :
·         Vasodilator (melebarkan pembuluh darah)
·          Antikoagulan (anti penggumpalan)
·         Amiaggregant (salah satu kelainan jantung)
·         Merangsang kerja jantung
·         Mengencerkan pembuluh  darah  dan mengurangi hipertensi
·         Mencegah aritmia (gangguan daya atau konduksi impuls listrik di dalam jantung)
·         Meningkatkan sirkulasi darah
·         Menimbulkan efek antiarrhythmic ( irama jantung)
·         Menghasilkan efek antianemia dengan meningkatkan jumlah hemoglobin dan eritrosit.

3. Pada Sistem pernapasan.
   Bee Venom bertindak sebagai:
·         Bronkodilator (melebarkan saluran nafas)
·         Melancarkan dahak
·         Ekspektoran (mengatasi batuk)

4. Pada Sistem pencernaan.
    Bee Venom menghasilkan efek sebagai berikut :
·         meningkatkan gerak peristaltik lambung dan usus
·         merangsang enzim, asam lambung dan pengembangan empedu
·         bertindak sebagai anti-ulcerant (anti asam lambung)
·         menghasilkan efek anti-kejang
·         merangsang fungsi hati

5. Pada Sistem endokrin.
    Bee Venom meningkatkan proses sebagai berikut:
·         produksi conicosteroids (sejenis hormaon) oleh kelenjar adrenal
·         normalisasi kelenjar tiroid dan aktivitas kelenjar kelamin
·         penurunan gula darah.

6. Efek antiinflamasi (anti radang)

7. Dekongestan ( mengatasi hidung tersumbat)
8. Efek merangsang kekebalan.
10. Efek bakterisida.
12. Normalisasi metabolisme.
13. Efek Antialergi
.