Sabtu, 05 Maret 2011

Alergi Bee Venom

Bee Venom memiliki efek yang berbeda pada tubuh manusia. Ini didasarkan pada total efek dari racun lebah. Orang yang peka (sensitif) terhadap sengatan lebah dapat mentolerir 4-5 sengatan pada suatu waktu. Ini diikuti dengan gejala lokal minimal yang disertai  dengan pembengkakan, kemerahan dan gatal pada kulit.   

Pasien jika diberikan hingga 50-100 sengatan pada tahap awal terapi, bisa  menyebabkan   kram, sesak napas sementara,  kulit berubah biru atau denyut nadi  cepat  dan gejala  kelumpuhan  sementara.  

Jika diberikan >200  sengatan lebah  sekaligus pada tahap awal dapat menyebabkan  kelumpuhan sistem pernapasan.  Namun demikian beberapa orang dapat  mentoleransi  lebih dari 1.000 sengatan, jika dilakukan secara bertahap. 

Bee Venom, dalam kasus-kasus tertentu,  dapat memiliki efek racun yang sangat  kuat pada manusia (hipersensitif).  Sekitar 0,5% sampai 2% dari populasi alergi (hipersensitif) terhadap Bee Venom.
Dalam prakteknya sangat  tidak mungkin bahwa orang yang hipersensitif akan mendapatkan sengatan lebah. Sayangnya, selama menyengat pertama mereka biasanya tidak menyadari hipersensitivitas mereka. Jika ini terjadi pasien dapat memiliki reaksi alergi yang dapat mengakibatkan shock anafilaksis. Ini berarti bahwa tubuh kehilangan kemampuannya untuk melindungi diri dari bahan asing yang masuk dalam tubuhnya. Tekanan darah tubuh menurun, ruam muncul pada kulit,wajah pucat, denyut nadi menjadi cepat, menggigil, dan kulit dingin . Dalam kasus yang lebih serius ada sesak  napas,   dan   pingsan . 

Bagian sengat lebah  terletak pada bagian belakang  perut  lebah  dan terdiri  dari dua bagaian yaitu kelenjar asam  (kantung racun) dan jarum sengat  itu sendiri. Ukuran sengat  lebah adalah 2  mm - 0,1 mm. Memiliki ujung bergerigi , yang dapat menempel  di kulit.  Setelah menyengat lebah akan melepaskan sengatannya dari bagian perut lebah. Selama proses ini, akan mengeluarkan venom (bisa) yaitu dengan cara menyuntikkan ke target. Lebah akan mati segera setelah   melepaskan alat penyengat  tersebut.  Setelah sengatan lebah nempel dikulit akan  terus  masuk ke  kulit didorong  oleh otot-otot kontraktor dari balik kulit. Saat yang bersamaam  venom  lebah keluar dari dari kantung racun ke target sasaran . 

Durasi proses penyengatan ini sekitar 5-20 menit. Jumlah racun lebah yang di suntikan berkisar  0,3-0,8 mg. Jumlah racun lebah yang terdapat dalam sengatnya  bergantung pada musim dan usia lebah.  Sengat lebah yang menempel pada kulit bisa dicabut setelah  1,3,5,10 atau 15. menit , ini tergantung pasien. Pasien anak-anak akan lebih cepat dicabut agar venom tidak terlalu banyak yang masuk.

Proses penyengatan ini  biasanya dimulai dengan rasa sakit  selama 30-40 detik pertama.  Reaksi tipikal terjadi setelah 5-15 menit dalam bentuk area  pucat  sampai  2 cm dengan diameter  ditandai dengan kemerahan dan  bengkak sedikit tipikal  pada jaringan subkutan (bawah kulit).   Proses ini kadang-kadang dapat disertai  dengan  sedikit  kelemahan  pusing  dan rasa kantuk. Reaksi ini adalah normal dan biasanya  menurun  pada penyengatan berikutnya. Reaksi tipikal berlangsung sekitar 2-3 hari.

Jika   ada   seperti benjolan memiliki tepi yang tidak teratur dengan diameter melebihi 2 cm  bengkak dan memerah, gatal di sekujur tubuh atau di bagian wajah , sakit kepala, dan demam. Ini adalah tanda tubuh memiliki toleransi yang rendah terhadap bisa lebah. Atau tubuh  menolak adanya venom hingga menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Ini disebut dengan alergi bee venom.

Jika tubuh  setelah disengat mengalami hal itu (alergi) maka proses terapi berikutnya tidak bisa dilanjutkan, atau dilajutkan lagi jika alerginya sudah tidak ada. Ini memerlukan waktu lama untuk pemulihan. Kejadian ini hanya 1% dari suatu komunitas manusia, artinya jika ada 100 orang dilakukan penyengatan lebah, maka kemungkinan hanya 1 orang saja yang mengalami alergi.

Demam, menggigil dan tidak nyaman pada malam hari setelah dilakukan penyengatan, bukan suatu alergi, namun hanya tubuh tidak mampu melawan venom yang masuk. Hal ini bisa diumpamakan seorang anak yang dalam kondisi tidak fit, dilakukan imunisasi, maka biasanya terjadi kondisi yang menurunkan daya tahan tubuh, hingga anak tersebut akan demam / mriang pada malam hari.

Efek Farmakologi Bee Venom



Bee Venom menghasilkan efek  pada berbagai sistem tubuh manusia jika masuk dalam tubuh:

1. Pada system syaraf
    Bee Venom  memiliki pengaruh berikut atas sistem saraf:
·         merangsang menghasilkan  efek obat dalam dosis rendah  penenang dalam dosis tinggi
·         menimbulkan efek analgesic
·         meningkatkan aktivitas anliconvulsant
·         meningkatkan memori, psikologis dan menimbulkan rasa kantuk
·         membantu mengurangi kecanduan alkohol dan nikotin
·         meningkatkan aliran darah otak
·         mengurangi edema otak.

 2. Pada Sistem kardiovaskular dan sistem hematosis.
    Bee Venom  bertindak sebagai berikut :
·         Vasodilator (melebarkan pembuluh darah)
·          Antikoagulan (anti penggumpalan)
·         Amiaggregant (salah satu kelainan jantung)
·         Merangsang kerja jantung
·         Mengencerkan pembuluh  darah  dan mengurangi hipertensi
·         Mencegah aritmia (gangguan daya atau konduksi impuls listrik di dalam jantung)
·         Meningkatkan sirkulasi darah
·         Menimbulkan efek antiarrhythmic ( irama jantung)
·         Menghasilkan efek antianemia dengan meningkatkan jumlah hemoglobin dan eritrosit.

3. Pada Sistem pernapasan.
   Bee Venom bertindak sebagai:
·         Bronkodilator (melebarkan saluran nafas)
·         Melancarkan dahak
·         Ekspektoran (mengatasi batuk)

4. Pada Sistem pencernaan.
    Bee Venom menghasilkan efek sebagai berikut :
·         meningkatkan gerak peristaltik lambung dan usus
·         merangsang enzim, asam lambung dan pengembangan empedu
·         bertindak sebagai anti-ulcerant (anti asam lambung)
·         menghasilkan efek anti-kejang
·         merangsang fungsi hati

5. Pada Sistem endokrin.
    Bee Venom meningkatkan proses sebagai berikut:
·         produksi conicosteroids (sejenis hormaon) oleh kelenjar adrenal
·         normalisasi kelenjar tiroid dan aktivitas kelenjar kelamin
·         penurunan gula darah.

6. Efek antiinflamasi (anti radang)

7. Dekongestan ( mengatasi hidung tersumbat)
8. Efek merangsang kekebalan.
10. Efek bakterisida.
12. Normalisasi metabolisme.
13. Efek Antialergi
.