Bee Venom memiliki efek yang berbeda pada tubuh manusia. Ini didasarkan pada total efek dari racun lebah. Orang yang peka (sensitif) terhadap sengatan lebah dapat mentolerir 4-5 sengatan pada suatu waktu. Ini diikuti dengan gejala lokal minimal yang disertai dengan pembengkakan, kemerahan dan gatal pada kulit.
Pasien jika diberikan hingga 50-100 sengatan pada tahap awal terapi, bisa menyebabkan kram, sesak napas sementara, kulit berubah biru atau denyut nadi cepat dan gejala kelumpuhan sementara.
Jika diberikan >200 sengatan lebah sekaligus pada tahap awal dapat menyebabkan kelumpuhan sistem pernapasan. Namun demikian beberapa orang dapat mentoleransi lebih dari 1.000 sengatan, jika dilakukan secara bertahap.
Bee Venom, dalam kasus-kasus tertentu, dapat memiliki efek racun yang sangat kuat pada manusia (hipersensitif). Sekitar 0,5% sampai 2% dari populasi alergi (hipersensitif) terhadap Bee Venom.
Dalam prakteknya sangat tidak mungkin bahwa orang yang hipersensitif akan mendapatkan sengatan lebah. Sayangnya, selama menyengat pertama mereka biasanya tidak menyadari hipersensitivitas mereka. Jika ini terjadi pasien dapat memiliki reaksi alergi yang dapat mengakibatkan shock anafilaksis. Ini berarti bahwa tubuh kehilangan kemampuannya untuk melindungi diri dari bahan asing yang masuk dalam tubuhnya. Tekanan darah tubuh menurun, ruam muncul pada kulit,wajah pucat, denyut nadi menjadi cepat, menggigil, dan kulit dingin . Dalam kasus yang lebih serius ada sesak napas, dan pingsan .
Bagian sengat lebah terletak pada bagian belakang perut lebah dan terdiri dari dua bagaian yaitu kelenjar asam (kantung racun) dan jarum sengat itu sendiri. Ukuran sengat lebah adalah 2 mm - 0,1 mm. Memiliki ujung bergerigi , yang dapat menempel di kulit. Setelah menyengat lebah akan melepaskan sengatannya dari bagian perut lebah. Selama proses ini, akan mengeluarkan venom (bisa) yaitu dengan cara menyuntikkan ke target. Lebah akan mati segera setelah melepaskan alat penyengat tersebut. Setelah sengatan lebah nempel dikulit akan terus masuk ke kulit didorong oleh otot-otot kontraktor dari balik kulit. Saat yang bersamaam venom lebah keluar dari dari kantung racun ke target sasaran .
Durasi proses penyengatan ini sekitar 5-20 menit. Jumlah racun lebah yang di suntikan berkisar 0,3-0,8 mg. Jumlah racun lebah yang terdapat dalam sengatnya bergantung pada musim dan usia lebah. Sengat lebah yang menempel pada kulit bisa dicabut setelah 1,3,5,10 atau 15. menit , ini tergantung pasien. Pasien anak-anak akan lebih cepat dicabut agar venom tidak terlalu banyak yang masuk.
Proses penyengatan ini biasanya dimulai dengan rasa sakit selama 30-40 detik pertama. Reaksi tipikal terjadi setelah 5-15 menit dalam bentuk area pucat sampai 2 cm dengan diameter ditandai dengan kemerahan dan bengkak sedikit tipikal pada jaringan subkutan (bawah kulit). Proses ini kadang-kadang dapat disertai dengan sedikit kelemahan pusing dan rasa kantuk. Reaksi ini adalah normal dan biasanya menurun pada penyengatan berikutnya. Reaksi tipikal berlangsung sekitar 2-3 hari.
Jika ada seperti benjolan memiliki tepi yang tidak teratur dengan diameter melebihi 2 cm bengkak dan memerah, gatal di sekujur tubuh atau di bagian wajah , sakit kepala, dan demam. Ini adalah tanda tubuh memiliki toleransi yang rendah terhadap bisa lebah. Atau tubuh menolak adanya venom hingga menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Ini disebut dengan alergi bee venom.
Jika tubuh setelah disengat mengalami hal itu (alergi) maka proses terapi berikutnya tidak bisa dilanjutkan, atau dilajutkan lagi jika alerginya sudah tidak ada. Ini memerlukan waktu lama untuk pemulihan. Kejadian ini hanya 1% dari suatu komunitas manusia, artinya jika ada 100 orang dilakukan penyengatan lebah, maka kemungkinan hanya 1 orang saja yang mengalami alergi.
Demam, menggigil dan tidak nyaman pada malam hari setelah dilakukan penyengatan, bukan suatu alergi, namun hanya tubuh tidak mampu melawan venom yang masuk. Hal ini bisa diumpamakan seorang anak yang dalam kondisi tidak fit, dilakukan imunisasi, maka biasanya terjadi kondisi yang menurunkan daya tahan tubuh, hingga anak tersebut akan demam / mriang pada malam hari.