Sabtu, 05 Maret 2011

Bee Venom Therapy (BVT)


Bee Venom Therapy  (BVT) adalah bagian dari ilmu pengobatan Apitherapy, namun disini hanya digunakan sengatan lebah (racun lebah / bee venom) untuk media pengobatannya. Pengobatan ini sudah digunakan  sejak zaman dahulu, terutama untuk mengobati radang sendi, rematik, sakit punggung,  penyakit kulit dll.
 Saat  ini BVT  banyak digunakan sebagai salah satu pengobatan alternative untuk mengatasi berbagai penyakit yang berhubungan dengan rasa nyeri di otot atau multiple sclerosis, yaitu   suatu penyakit dimana syaraf-syaraf dari sistim syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang atau spinal cord) memburuk atau mengalami  degenerasi.

Pada Bee Venom Therapy  yang paling berperan disini adalah racun lebah atau Bee Venom. Bee venom merupakan cairan bening yang  kaya enzim, peptida dan amina biogenik.  Secara keseluruhan racun sengat lebah terdiri beberaapa  komponenen kimia aktif, namun setidaknya ada 40-an komponen yang sudah terdeteksi, diantaranya 11 peptida, 5 enzim, 3 amine, karbohidrat, lemak, dan asam amino.
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Peptida yang paling berperan adalah melittin, apamin, Mast Cell Degranulating Peptida, dan adolapin.

Komponenen zat tersebut akan berfungsi sebagai antiradang, antijamur, antibakteri, antipyretic, serta merangsang hormon ACTH (adrenal corticotrophic hormone).
Adrenocorticotropic hormon (ACTH atau corticotropin) adalah polypeptide tropika dan secreted hormon yang dihasilkan oleh kelenjar di bawah otak depan. Itu adalah komponen penting dari hypothalamic-kelenjar di bawah otak-adrenal axis dan sering dihasilkan dalam respon terhadap stres biologis
Hormon ACTH  dapat merangsang cortex adrenal untuk memproduksi hormon kortison lebih banyak.

Enzim utama dalam racun lebah adalah hyaluronidase dan fosfolipase A. Hyaluronidase memecah cairan antar sel sehingga racun lebih cepat menyebar di antara sel, sedangkan fosfolipase A merusak fosfolipid yang menyebabkan kematian sel.

Menurut Suranto, Adji (Terapi Madu, 2007, Penebar Plus) Racun lebah banyak mengandung air, enzim-enzim seperti fosfolipasc A dan Hialuronidase, zat Mellitln, Adolapin, Apamin, dan MCD-peptida Masing-masing zat tersebut memiliki khasiat dan kegunannya :
1.    Air
Kandungan air pada bisa lebah paling banyak atau sekitar 88%, sisanya merupakan komponen padat. Komponen padat utama dalam bisa lebah adalah enzim fosfolipase A, hialuronidase, dan asam fosfatase. Zat lain yaitu mellitm, apamin, must cell degtanulating peptida, Secapin, dan tertiapin yang membuat bisa lebah bersifat racun, Satu kantung bisa lebah mengandung sekitar 0,15—0,2 mg komponen padat.
2.    Fosfolipase A
Fosfolipase A  adalah  suatu enzim yang  berfungsi menghancurkan fosfollpid yang merupakan penyusun dinding sel dan kandungan fosfolipase A pada lebah madu merupakan yang paling berpotensi. Karera dapat menghancurkan sel, bersama dengan mellitin, fosfolipaae A belakangan ini banyak diteliti untuk mengobati berbagai penyakit kanker.
3.  Hialuronidase
Hialuronidase adalah suatu enzim yang menguraikan asam hialuronat suatu zat yang mengikat sel-sel tubuh, Hialuronidase menyebabkan ikatan di antara set menjadi longgar hingga bisa lebah menyebar secara cepat  dari lokasi sengatan.
4. Mellitin
Mellitin adalah suatu zat yang dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel darah merah. Sifat racunnya akan bertambah dengan adanya fosfolipase A, Mellitin juga dapat mencegah darah membeku dan mempunya efek antibakteri. Mellitin merupakan  polipeptida dasar dari racun lebah madu (Apis mellifera), ini mengandung 62 asam amino, memiliki sifat cytolytic, menyebabkan kontraktur otot,  dan mengganggu tegangan permukaan, mungkin karena rusaknya sel dan membran mitokondria. Mellitin, apamin, dan adolapin memiliki sifat antiradang atau anti-inflamasi.
5. Adolapin
Adalah zat yang menghamabat microsomal siklo oksigenase dengan kekuatan 70 kali obat anti inflamasi non steroid, yaitu endometasin pada binatang percobaan.  Adolapin merupakan polipeptida dasar (11.500 MW) terisolasi dari racun lebah. Hal ini menunjukkan sifat antiinflamasi dan analgetik  dan menghambat siklooksigenase.
Ditemukan bahwa adolapin juga menghambat aktivitas A2 fosfolipase racun lebah (7 nmol / ml memproduksi sekitar 80 inhibisi% dari 2,5 nmol / fosfolipase ml). Selain itu menghambat lipoxygenase dari platelet manusia (4,5 nmol / ml menghambat sekitar 80% dari aktivitas protein 0,8 mg / ml

6.  Apamin
Apamin adalah polipeptida memiliki suatu asam amino berurutan H-Cys-Asn-Cys-Lys-Ala-Pro-Glu-Thr-Ala-Leu-Cys-Ala-Arg-Arg-Cys-Gln-Gln-Nya-NH2 ( dengan ikatan disulfida antara Cys1-Cys11 dan Cys3-Cys15). Karena racun lebah madu adalah campuran kompleks peptida pendek dan protein , sulit untuk mengisolasi  apamin.  Apamin merupakan zat racun pada susunan syaraf pusat dan bekerja seperti melitin yaitu dengan menghambat system komplemen C3 yang terjadi pada proses peradangan