“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu”. “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berfikir “
Al-Qur'an, Surat An-Nahl ( 68 - 69 )
Apitherapy (pengobatan menggunakan produk lebah, seperti madu dan racun lebah) telah dikenal sejak 2.000 tahun silam di Timur Tengah dan China. Dalam buku kuno China dikenal teori "Yi Du-Gong Du" (racun melawan racun) artinya mengatasi racun dengan memasukan racun, atau penggunaan media sengat lebah untuk mengobati berbagai penyakit. Bahkan, Hippocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern juga menggunakan sengat lebah untuk pengobatan.
Pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di Nanjing, RRC, pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan, selanjutnya disebutkan bahwa, “Lebah dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama dari jenis Apis Mellyfera. Kini, terapi sengatan lebah (bee venom therapy - BVT) diterapkan di sekitar berbagai negara, antara lain China, Korea, Rumania, Bulgaria, Rusia, dan Indonesia.
Pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di Nanjing, RRC, pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan, selanjutnya disebutkan bahwa, “Lebah dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama dari jenis Apis Mellyfera. Kini, terapi sengatan lebah (bee venom therapy - BVT) diterapkan di sekitar berbagai negara, antara lain China, Korea, Rumania, Bulgaria, Rusia, dan Indonesia.
Bahkan di dalam Alqur’an disebutkan dalam surat An-Nahl : 68-69 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berfikir“
Salah satu hasil penelitian yang telah dipublikasikan mengenai sengat lebah untuk pengobatan adalah yang tertuang dalam buku Bee Venom Therapy, seperti dikutip Susan Wilkinson dalam Bee Online, “racun sengat lebah mampu menyembuhkan artritis (radang sendi)”. Dari penelitian oleh Monmounth Pain of New Jersey, dari 108 pasien artritis yang diberi terapi racun sengat lebah menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah 12 kali perlakuan (2 kali per minggu selama 6 minggu). Dan disimpulkan bahwa terapi racun lebah dinilai aman, efektif, sepanjang pasien tidak alergi racun sengat lebah.